Universitas Airlangga (Unair), Sura-baya, melun-curkan sebuah program yang diberi nama electronic paper (e-paper). Program ini diharapkan bisa mendekatkan, bahkan merangkul siswa yang duduk di sekolah-sekolah tingkat menengah ke perguruan tinggi. Dengan demikian, setelah menyelesaikan sekolah menengah atas (SMA), dunia perguruan tinggi bukan lagi menjadi barang baru bagi mereka.
Gagasan e-paper berawal dari keprihatinan terhadap minimnya daya tampung karya-karya ilmiah populer yang dihasilkan para siswa sekolah menengah lanjutan di negeri ini. Terbatasnya media penampung membuat karya-karya itu kurang terpublikasi. Padahal, sebetulnya karya tersebut bisa menjadi masukan yang berguna bagi masya- rakat. Melalui situs e-paper.unair.ac.id, karya para pelajar sekolah lanjutan, dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, di seluruh dunia ini.
Program tersebut diluncurkan pertama kali, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional di Auditorium Unair, 2 Mei lalu, yang juga dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meskipun baru diluncurkan, minat sekolah-sekolah di Jawa Timur, cukup tinggi. Bukan hanya SMA dan sekolah menengah pertama (SMP), melainkan juga sekolah dasar (SD) pun sudah mulai memanfaatkan situs tersebut untuk memajang karya para siswa.
Direktur Sistem Informasi Unair, Dripa Sjabana MKes kepada SP, pekan lalu, menyatakan tujuan e-paper, antara lain untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis menuju terwujudnya masyarakat belajar, meningkatkan minat melakukan penelitian dan penulisan yang berkualitas, serta meningkatkan kemampuan kreatif murid dan guru. "Coba Anda buka electronic paper kami, banyak karya para pelajar yang bermanfaat untuk kita," katanya.
Semua karya para pelajar yang ditampilkan di e-paper menggunakan bahasa Inggris. Beberapa karya yang bisa dibaca di situ, antara lain karya Prasillia Ramadhani, siswa SMA Al Hikmah Surabaya, yakni Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis. Dari sekolah yang sama juga terlihat karya Hilmia Fahma yang berjudul Pemanfaatan Air Cucian Beras sebagai Nata. "Itu baru dari satu sekolah, padahal di Indonesia terdapat sekitar 20.000 sekolah dasar sampai menengah atas," kata Dripa.
Dinas Pendidikan Nasional di berbagai daerah, lanjutnya, sering menyelenggarakan lomba karya ilmiah populer. Karya-karya para pemenang jarang dipublikasikan secara luas. Akibatnya, tidak banyak orang yang mengetahui karya mereka. Dengan kehadiran e-paper yang menjadi wadah untuk memublikasikan karya siswa, sekolah-sekolah bisa memanfaatkannya sebagai sarana promosi.
Sosialisasi
Untuk mengenalkan e-paper, Unair telah mengumpulkan 77 pimpinan SMA yang paling banyak memasok siswa berprestasi ke universitas itu melalui jalur penyelusuran minat dan kemampuan (PMDK). "Situs ini bisa menjadi sarana promosi cuma-cuma, selain untuk meningkatkan nama sekolah, juga memopulerkan nama pemilik karya tersebut," ujar Dripa.
Misi yang diemban Unair, ingin menjadi pelopor media dalam meningkatkan kreativitas murid dan guru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermoral melalui karya tulis ilmiah dan populer. Program ini sejalan dengan visi Unair yang ingin menjadi universitas yang mandiri, inovatif, terkemuka di tingkat regional dan internasional, serta menjadi pelopor pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan seni berdasarkan moral agama. Melalui teknologi informasi, diharapkan Unair mampu menunjang pengembangan pendidikan dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk mempromosikan karya siswa, sama sekali tidak dipungut biaya karena hal tersebut merupakan wujud tanggung jawab sosial universitas kepada masyarakat. Sekolah cukup mengirim dokumen pendukung yang terdiri dari riwayat hidup disertai surat keterangan kepala sekolah, kemudian dikirim melalui e-mail dsi@unair.ac.id atau dikirim ke Direktorat Sistem Informasi Rektorat Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya.
Melalui program ini, Unair berharap akan banyak muncul ide dari para siswa dan guru dari berbagai sekolah. Sejauh ini, sebagian besar siswa dan guru belum giat menuliskan berbagai penelitian yang dilakukan. Ada kemungkinan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya wadah untuk menampilkan karya mereka. Oleh karena itu, Unair berinisiatif mendukung kegiatan menulis guru dan siswa melalui penyiapan media tersebut. "Dengan adanya tulisan online itu, penelitian dimungkinkan dibaca lebih banyak orang. Dengan demikian, sharing ilmu, ide, serta kreativitas bisa dilakukan sekolah-sekolah di Jawa Timur. Mereka juga dapat langsung membaca dan mengunduh karya ilmiah yang diinginkan," kata Dripa.
Pilem kartun Dunlud
10 Nov 2009
Merangkul siswa melalui E-paper
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar